July 27, 2015

Pengalaman Mengalami Granulasi


huah senangnyaa, akhirnya telingaku sembuh juga😀 setelah bolak-balik harus ke rumah sakit, tapi pada akhirnya penantian ini tidak sia-sia.

aku akan nyeritain sedikit tentang kisahku selama ini. jadi, beberapa bulan yg lalu aku ngerasain sakit di telinga kiri. aku gatau kenapa bisa gitu. yg jelas itu memang sakit banget. sampe-sampe ke gigi lagi sakitnya. ke gusi juga. bahkan ke kepala kadang!😒 jadinya kalo ngunyah makanan sakit rasanya, ngilu binggo lah pokoknya.

awalnya kupikir sumber masalahnya dari gigiku. mungkin karena sakit gigi, sakitnya jadi ampe ke telinga. ditambah lagi orang-orang terdekat meng-iya-kan dugaanku ini. tapi pada akhirnya kuputuskan untuk pergi ke dokter spesialis THT.

dokter belum bisa ngelihat apa yg menjadi penyebab telingaku sakit, karena katanya serumen (kotoran telinga)-ku masih keras. jadinya aku dikasih obat tetes telinga untuk membantu melunakkan serumen itu. aku juga dikasih obat makan, yakni parasetamol, tapi gak ku makan.. (soalnya kurasa sakitnya masih bisa ditahan sih) hehe 🤤

lalu akupun pulang dan dokter berpesan supaya 3 hari kemudian aku harus datang lagi. tapi karena ngerasa dah enakan, aku gak balik-balik lagi ke tuh dokter. sampe akhirnya aku jadi asik sendiri dengan serumen di telingaku. 😜 aku jadi suka ngorek-ngorekin telingaku, beranggapan jika semakin sering dikorek, ntar telingaku jadi bersih dan mungkin sakitnya bakalan hilang karenanya.

PADAHAL tanpa sadar, yg kulakukan itu justru memperburuk kondisi telingaku. telingaku jadi berdarah. huff, telinga yg malang 😞

karena udah berdarah gitu, aku pastinya syok lah. bahkan karena ketakutan, aku nyaris pingsan. emak juga jadi jantungan melihatku waktu itu. katanya kalo aja beneran pingsan waktu itu, dia langsung bawa aku ke rumah sakit. pret, sok iya mamak ini.

besoknya aku dan emak pergi ke rumah sakit dan dokternya bilang serumennya masih ada dan masih keras. astaga, jadi yg selama ini kukorek itu belum berarti banyak?😬 aku merasa ternodai! jadinya dia ngasih obat tetes untuk ditetesin di rumah, dan nyuruh untuk balik lagi beberapa hari kemudian. btw dokternya cewe, dan kelihatannya kikuk gitu. ini membuat aku agak meragukan dia. tapi aku harus be positive dan percaya kalo aku bisa sembuh dengan bantuannya.

beberapa hari kemudian, akupun datang ke rumah sakit lagi. telingaku dibersihkan dan akhirnya ketemulah sumber sakit yg kurasain. ternyata telingaku mengalami granulasi (pembengkakan akibat infeksi). ini disebabkan karena aku keenakan ngorek-ngorek telingaku selama ini. disitu aku agak takut dan jadi lumayan kepikiran macam-macam. 🤕 njirr, pembengkakan? daging tumbuh gitu? ahh masakk aku tumoran? di kuping lagi? 😢 tapi kemudian dokter bilang enggak apa-apa, bukan sesuatu yg berbahaya.. cuma pembengkakan kecil dan akan dikasih obat untuk membantu mengempiskannya, dan kalo ga kempis-kempis juga, maka akan diambil (semacam operasi kecil) yang menggunakan bius lokal. 

aku yg tadinya ngira telingaku bakalan sembuh hari itu juga tentunya sangat kecewa mendengar semua perkataan dokter itu.

beberapa hari kemudian aku kembali lagi ke rumah sakit. kali ini dokter yg menanganiku gak dokter yg tempo hari. ini dokternya cowo, tinggi, putih dannn BESAAARRR😣 supaya gampang, dokter ini kunamai "dokter ndut" aja.

aku agak kecewa karena dokter yg menanganiku diganti. bukan karena tuh dokter ndut kelihatan serem ato gak bisa dipercaya, toh bukannya aku mau dia gigit ato apa.. (hmm walau auranya memang sedikit tidak bersahabat). tapi, sebenernya yg bikin ilfeel itu adalah kenyataan bahwa aku udah ketemu 3 dokter yg berbeda untuk 1 penyakit. ketika sudah mulai terbiasa, ehh harus beradaptasi lagi dengan dokter baru yg tentunya cara penanganannya berbeda. bukannya apa, cuma takut aja. soalnya ini memang kali pertama.. jadi kadang ada pemikiran negatif, takut inilah itulah.. tapiii, ujung-ujungnya aku pasrah aja sih hmmm dasar payah, dasar lemah!

dokter ndutpun ngelihat dan membersihkan telingaku sekali lagi. kemudian aku dibawa ke suatu ruangan. tampaknya ruangan yg sedikit memiliki privasi atau semacamnya karena emak gak dibolehin masuk ke dalam. aku masuk dan ketemu ama dokter lainnya lagi. aku ga bisa liat wajahnya. dia makek masker tapi keliatannya umurnya dah 30-an gitu *plakk, gak penting banget yakk..

aku disuruh berbaring ama tuh dokter dan dia pun mulai memeriksa dengan alat-alat yg gak begitu kuperhatikan. satu-satunya alat yg sempat kutengok adalah semacam mikroskop ato apa gitu dan dia menggantung di atas kepalaku. tuh dokter mulai melihat telingaku dengan alat itu.

paling ngilu tuh pas telingaku mulai diutak-atik sama dia. sakiiitt, vroh. kadang dihisap tuh telinga, dimasukin cairan, dihisap lagi, dicongkel, dimasukin cairan lagi, dihisap lagi, dicongkel lagi. terus-menerus gituu. selama tuh proses kayanya aku juga dikasih bius gitu, soalnya kadang-kadang aku bakal ngerasa semacam pusing ato mungkin lebih tepatnya ngantuk kaya agak hilang kesadaran. dan kalo udah rada ngantuk gitu, dokter bakalan berhenti untuk melakukan hal-hal yg kusebutkan di atas sampe ngantuknya hilang.

yg dilakukan dokter itu sebenarnya adalah mengambil bengkak atau granula di telingaku itu. tapii, wuanjirr, dah dibius kok masih sakit aja tuhh😔

setelah tuh proses selesai, telingaku rasanya tajam banget. semua yg kudengar sangat keras dan BISINGG!! kepalaku penuh dengan suara-suaraa. ini membuatku agak gak nyaman, tapi kata dokter entar akan berdaptasi kok lama-lama.

aku dan dokter ndut pun keluar dari ruangan itu meninggalkan dokter yg tadi. sekilas saat mau keluar, aku melihat wajahnya dan ternyata dia cukup tamfaann hahahahaaha😝

dokter ndut pun memberikan resep obat. dia menyuruhku balik lagi beberapa hari kemudian untuk kontrol. dan hari itu adalah hari inii... hari dimana aku dinyatakan sembuh oleh para dokter ituu😊

tadi pas telingaku diperiksa sama dokter tamfan itu, katanya telingaku udah bagus tapi aku disuruh kontrol lagi bulan depan. tadi dia sempat nanyain aku juga dan ketawa gitu samaku. setelah aku lihat-lihat ternyata dia memang tamfaan dan berkharisma wkwkwkw😝 sebelum keluar dari ruangannya, kusempatkan mengucapkan terimakasih kepadanya hehehe..

aku dan dokter ndut pun keluar dan dokter ndut menuliskan data-data yg kumiliki, setelah itu aku pulang hahahaha ntahapa-apa yg kubilangiii😂



oke... begitulah kisahnya. di akhir kata, aku mau berpesan sama situ-situ sekalian, jangan pernah ngorek-ngorek telinga! 🙅 telinga cukup dibersihkan di bagian luarnya aja. entar bisa infeksi. cukuplah aku saja yg mengalami seperti ini, jangan sampai kalian merasakan hal seperti ini juga. karena ini akan sangat merepotkan. okeee, bhayy!!!! 😏



Dendam Melemahkanmu, Jadilah Pemaaf :)


Pada sebuah sekolah, seorang guru mengajarkan sesuatu pada murid-muridnya. Beliau meminta agar para murid membawa sebuah kantong plastik besar dan mengisinya dengan kentang. Kentang-kentang itu mewakili setiap orang yang pernah menyakiti hati mereka dan belum dimaafkan. Setiap kentang yang dibawa, dituliskan sebuah nama orang yang pernah menyakiti hati murid-murid itu.

Beberapa murid memasukkan sedikit kentang, sebagian membawa cukup banyak. Para murid harus membawa kentang dalam kantong itu kemanapun mereka pergi. Menemani mereka belajar, dibawa pulang, dibawa lagi ke sekolah, diletakkan di samping bantal mereka saat tidur, pokoknya, kentang dalam kantong itu tidak boleh jauh dari mereka.

Makin hari, makin banyak murid yang mengernyitkan hidung karena kentang-kentang itu mulai mengeluarkan aroma busuk.
"Apakah kalian telah memaafkan nama-nama yang kalian tulis pada kulit kentang itu?" tanya sang guru.
Para murid tampaknya sepakat untuk belum bisa memaafkan nama-nama yang telah memaafkan mereka.
"Jika demikian, kalian tetap harus membawa kentang itu kemanapun kalian pergi,"

Hari demi hari berlalu. Bau busuk yang dikeluarkan kentang-kentang itu semakin membusuk. Banyak dari mereka yang akhirnya menjadi mual, pusing dan tidak nafsu makan karenanya. Akhirnya, mereka membuang kentang-kentang itu ke dalam tempat sampah. Dengan asumsi mereka juga memaafkan nama-nama yang mereka tulis di atas kulit kentang.

"Nah, para murid, dendam yang kalian tanam sama seperti kentang-kentang itu. Semakin banyak kalian mendendam, semakin berat kalian melangkah. Semakin hari, dendam-dendam itu akan membusuk dan meracuni pikiran kalian," ujar sang guru sambil tersenyum.

Para murid hanya terdiam, meresapi setiap perkataan guru mereka.
"Karena itu, sekalipun kalian menyimpan dendam pada orang lain, atau mereka pernah menyakiti hati kalian, maafkanlah mereka dan lupakan yang pernah mereka lakukan, jadikan hal itu sebagai pembelajaran dalam hidup kalian. Dendam sama seperti kentang-kentang busuk itu, kalian bisa membuangnya ke tempat sampah,"

Para murid tersenyum. Sejak hari itu, mereka belajar untuk menjadi manusia yang pemaaf dan tidak mudah menyimpan dendam. Hidup mereka tenang tanpa terbebani bau busuk yang akan merusak pikiran dan tubuh.

RENUNGAN: Kisah ini menjadi inspirasi bagi kita semua untuk menjadi manusia yang pemaaf. Sekalipun dendam tidak kita rasakan beratnya secara fisik, tetapi secara mental akan melemahkan langkah Anda, membuat hidup Anda tidak nyaman. Maafkanlah mereka yang pernah menyakiti Anda dan hirup udara segar kebebasan.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...