December 11, 2016

Gwaenchanha


To my fears and my pride
To them I say goodbye👋
I close my eyes and pray the wind will take me far away
Far awayy!!!👊💨

So I leave it all behind🚀
Now I'm resting in the world where there’s no ties, no rules🌠🌎
In this golden field of dreams
I know I’m in a place where I can breathe

I can breathe!🙌
Oh I can breathe👏
I'm so okay, because I can breathe👌
HAHAHAHAHAA💫

November 18, 2016

Michige bogo sipeun saram~


The person I keep thinking of..
The person who keeps getting clearer
It’s you

I close my eyes but I still think of you
I don’t know since when
But you’re not leaving my head

The person I miss right now..
The person who makes me nervous
It’s only you



October 31, 2016

Struggle


On a crowded evening bus
When I rest my head and sit
As I close my eyes and listen to music
I say hello to the end of a day

People I don’t like
People I like
I had to see them with a smile today

Days I had to quietly swallow my tears
That fell without me knowing
Between all these busy people
Am I worrying too much?

Advice mixed with sighs
Words without expectations
Very small hopes
I tried to smile and comfort myself
I tell myself, good job
On my way home


You’re doing so well, you're precious person
You’re a pretty person


On top of my faded path
Even if everyone shakes their heads
I can do well, I comfort myself
Have a little more strength


You’re doing so well, you're precious person
You’re a pretty person




September 6, 2016

Belajar 5 Prinsip Hidup Dari Sebuah Pensil


Seorang anak bertanya kepada neneknya yang sedang menulis sebuah surat. "Nenek lagi menulis tentang pengalaman kita ya? atau tentang aku?"

Mendengar pertanyaan si cucu, sang nenek berhenti menulis dan berkata kepada cucunya, "Sebenarnya nenek sedang menulis tentang kamu, tapi ada yang lebih penting dari isi tulisan ini, yaitu pensil yang nenek pakai. Nenek harap kamu bakal seperti pensil ini ketika kamu besar nanti" ujar nenek.

Mendengar perkataan nenek, si cucu kemudian melihat pensil tersebebut dan bertanya kembali kepada si nenek ketika dia melihat tidak ada yang istimewa dari pensil yang neneknya pakai.

"Tapi nek, sepertinya pensil itu sama saja dengan pensil yang lainnya." ucap si cucu.

Si nenek kemudian menjawab, "Itu semua tergantung bagaimana kamu melihat pensil ini. Pensil ini mempunyai 5 kualitas yang bisa membuatmu selalu tenang dalam menjalani hidup, kalau kamu selalu memegang prinsip-prinsip itu di dalam hidup ini."

Si nenek kemudian menjelaskan 5 kualitas dari sebuah pensil.


Kualitas pertama, pensil mengingatkan kamu kalo kamu bisa berbuat hal yang hebat dalam hidup ini. Layaknya sebuah pensil ketika menulis, kamu jangan pernah lupa kalau ada tangan yang selalu membimbing langkah kamu dalam hidup ini. Kita menyebutnya tangan Tuhan, Dia akan selalu membimbing kita menurut kehendakNya.

Kualitas ke-dua, dalam proses menulis, nenek kadang beberapa kali harus berhenti dan menggunakan rautan untuk menajamkan kembali pensil nenek. Rautan ini pasti akan membuat si pensil menderita. Tapi setelah proses meraut selesai, si pensil akan mendapatkan ketajamannya kembali. Begitu juga dengan kamu, dalam hidup ini kamu harus berani menerima penderitaan dan kesusahan, karena merekalah yang akan membuatmu menjadi orang yang lebih baik.

Kualitas ke-tiga, pensil selalu memberikan kita kesempatan untuk mempergunakan penghapus, untuk memperbaiki kata-kata yang salah. Oleh karena itu memperbaiki kesalahan kita dalam hidup ini, bukanlah hal yang jelek. Itu bisa membantu kita untuk tetap berada pada jalan yang benar.

Kualitas ke-empat, bagian yang paling penting dari sebuah pensil bukanlah bagian luarnya, melainkan arang yang ada di dalam sebuah pensil. Oleh sebab itu, selalulah hati-hati dan menyadari hal-hal di dalam dirimu.

Kualitas ke-lima, adalah sebuah pensil selalu meninggalkan tanda atau goresan. Seperti juga kamu, kamu harus sadar kalau apapun yang kamu perbuat dalam hidup ini akan meninggalkan kesan. Oleh karena itu selalulah hati-hati dan sadar terhadap semua tindakan.

August 11, 2016

Kisah Ular dan Gergaji


Alkisah, seekor ular memasuki gudang tempat kerja tukang kayu di sore hari. Tukang kayu biasa membiarkan sebagian peralatan kerjanya masih berserakan dan tidak merapikannya.
Nah ketika ular itu berjalan kesana kemari di dalam gudang, tanpa sengaja ia merayap di atas gergaji. Tajamnya mata gergaji, menyebabkan perut ular terluka. Ular beranggapan gergaji itu menyerangnya. Ia pun membalas dengan mematuk gergaji itu berkali-kali.

Serangan itu menyebabkan luka parah di bagian mulut ular. Marah dan putus asa, ular berusaha mengerahkan kemampuan terakhirnya untuk mengalahkan musuhnya. Ia pun membelit kuat gergaji itu. Maka tubuhnya terluka amat parah dan akhirnya ia pun mati..

Renungan:
"Kadangkala, di saat kita marah, kita ingin melukai orang lain. Tapi sesungguhnya tanpa disadari, yang terluka justru diri kita sendiri."
Mari, kita sama-sama belajar untuk tidak marah (atau setidaknya mampu meredakan amarah) terhadap situasi buruk yang kita alami. 😃


July 4, 2016

내 사랑아 (My Love)


When the rain falls out the window, the hidden memories drench my heart
The person I thought I forgot clearly floats up in my head instead

My love, my love, my love who I long for
My love, who I call out as loud as I can but can’t hear me
My love, my love, my love that I miss
Just your name alone cuts me, my painful love, my love

When the darkness comes out the window
The hidden memories light up my heart

My love, my love,  love I am grateful for
My love, that stays even if I erase everything
My love, my love, my precious love
I will cherish you until my breath runs out, my love, my love


June 23, 2016

Hujan Hijau

kubuka mataku karena mendengar suara jam.
hari terasa baru namun ternyata sama saja.
sehingga tanpa memikirkan apapun, aku hanya pergi seperti biasanya ke tempat yg sama setiap hari.
tapi di sebelah sana ada tempat yg belum pernah kudatangi.
itu besar dan tinggi, bahkan untuk membayangkannya saja aku belum pernah. ׄ×
tapi aku ingin memanjat dinding itu! :D

angin bilang padaku dunia ini kasar.
tapi jika hanya tetap seperti ini, aku pikir semuanya akan baik-baik saja.
ada begitu banyak pertanyaan di kepalaku. >_<°
siapa yg bisa menjawabnya? aku menunggu tiada henti. T^T
namun satu-satunya yg dapat menjawab pertanyaan itu hanyalah diriku sendiri. :'D

saat kita salah mengambil jalan atau mendapati rintangan, dan kita berhenti, lalu apa yg seharusnya kita lakukan?
saat kita berhasil melewati jalan itu, wajah seperti apa yg akan kita miliki?


ku ingin sembunyikan hatiku yg sedikit gugup ini...
dan aku ingin menggenggam erat tanganmu sambil berlari.
kita akan jadi lebih segar di hujan hijau yg lebat ini. ~
aku biasanya kekanakan.. biasanya tidak dewasa..
namun kau adalah alasan mengapa aku menjadi dewasa, karena matamu yg percaya padaku.
satu senyumanmu, sudah cukup bagiku. :)



May 25, 2016

Ginting dan Penjual Es Dawet


Ginting, seorang asal Medan yg agak tuli, baru pertama kali ke Jogja. Suatu hari ia ingin sekali minum minuman khas daerah Jogja, yaitu es dawet (cendol).

Ginting: "Mbak, beli dawetnya."
Mbak : "Sampun telas, mas."
Ginting: "Iya dong, tampung di gelas ya Mbak ..."
Mbak : "Mboten wonten, mas."
Ginting: "Betul, memang saya suka pake santen..."
Mbak : ......"Ojo ngono, mas."
Ginting: "Aku sudah tau Mbak, yg ijo-ijo itu kan? Di Jakarta, namanya cendol!" Mbak : (agak kesal) "Kowe sinting ya?"
Ginting: "Lho!? Kok Mbak bisa tau namaku Ginting...?"
Mbak : (tambah kesal) "Wong edan!"
Ginting: "Wah .. Mbak hebat sekali! Saya memang orang Medan!"
Mbak : (mulai menggerutu) "Ora duwe otak!"
Ginting: "Benar ... benar, Mbak!! Saya orang Batak! Ha..ha..ha... Horas!"
Mbak : (stres) "Dasar budeg!!!"
Ginting: "Yang aku pesan dawet Mbak... bukan gudeg!"
Mbak : *meledak*



April 30, 2016

I Smile, Don't Cry :)

hai... apa kabar? sehat kan? pasti sehat ^^

heumm, waktu berjalan cepat sekali, ya. menurutku sih begitu, bagaimana menurutmu? oke, sepertinya aku tidak butuh pendapatmu. karena disini aku yang mau curhat! kau! disini kau cuma pembaca! tugasmu ya hanya membaca saja! jangan banyak berpikir dan... eh,... maaf aku terbawa suasana.

akhir-akhir ini aku hanya merasa sepertinya waktu cepat sekali berjalan. ternyata sudah 17 tahun lebih beberapa bulan aku di dunia ini. seperti mimpi, tak kusangka aku sudah sebesar dan SETUA iniii !!! huaaa, aku ingin dilahirkan kembaliii T^T umur sudah sebanyak itu, artinya sudah harus memikirkan masa depan. tapi aku merasa lebih banyak berpikir daripada bertindaknya *ups! 😪 oke stop, ini bukan saatnya untuk stres lagi. aku sudah punya rancangan masa depanku kok, santai azzaaa... hidup jangan diberat-beratkan. kita hidup untuk hari ini saja sudah cukup. jangan suka mengeluh. bukan begitu?

hey kau pembaca! kenapa diam saja?!
jawab iya! atau setidaknya anggukkan kepalamu! -_- tidak bisakah sedikit saja kau berpura-pura menghargaiku. huh, aku terbawa suasana lagi kan jadinya.

baiklah, akan kulanjutkan. sudah sampai dimana tadi? oke, aku pikir tadi itu sudah sampai ke intinya. lain waktu mungkin akan kuceritakan yang lebih menarik lagi.

sampai jumpa,
dan
selamat menikmati...
kebingunganmu sendiri

HA👿HA👿HA👿HA👿HA👿 uhuk, maaf terbawa suasana.🌝🌝🌝




February 17, 2016

Hanya Isyarat


"Aku jatuh cinta pada seseorang yang bahkan sampai hari ini pun aku tak tahu warna matanya."

"Aku, yang merasakan apa yang kau rasakan. Yang mendamba untuk mengalami. Aku, yang telah menuliskan surat-surat cinta padamu. Surat-surat yang tak pernah sampai."

"Hidup akan mengikis apa saja yang memilih diam, memaksa kita untuk mengikuti arus agungnya yang jujur tetapi penuh rahasia. Kamu, tidak terkecuali."

"... karena cinta adalah mengalami."

"Kadang-kadang, pilihan terbaik adalah menerima."

"Tuhan, jika nanti aku jatuh cinta pada cinta yang baik, jatuhkan aku sejatuh-jatuhnya."

"... dan usai tangis ini, aku akan berjanji. Untuk diam, duduk di tempatku. Menanti seseorang yang biasa saja."

(Quotes by: Dewi Lestari)

January 1, 2016

Everyone Needs Somebody Who Can Understand


Ada seorang petani hendak menjual beberapa ekor anak anjing. Ia membuat papan pengumuman ”Jual anak anjing” dan memakukannya pada sebuah tiang di ujung halamannya. Sementara ia sedang memakukan papan itu, ia merasa seseorang menarik pakaian kerjanya. Ia menengok dan melihat seorang anak kecil.

”Berapa harga satu anak anjing yang bapak jual?” tanya anak kecil itu.

Petani itu pun menjawab, ”Anak-anak anjing ini dari ras unggul dan harganya cukup mahal.”

Anak itu menundukkan kepalanya sejenak. Lalu merogoh sakunya, ia mengeluarkan segenggam uang receh dan menyodorkannya kepada sang petani. ”Saya mempunyai uang dua puluh ribu. Apakah cukup untuk melihat-lihat?”


Petani tersenyum dan bersiul. Dari kandang anjingnya, berlarilah anjing betina dan diikuti empat ekor anak anjing. Tapi ada satu anak anjing yang tertinggal jauh di belakang. Anak anjing itu pincang dan berusaha menyusul.

Anak itu bertanya, "Apa yang salah dengan anjing kecil itu?"

Petani menjelaskan bahwa ketika dilahirkan, anak anjing itu mempunyai kelainan di pinggulnya, dan akan menderita cacat seumur hidupnya.

”Saya mau yang itu!” kata anak itu, sambil menunjuk pada anak anjing yang cacat itu.

Sang petani berlutut di samping anak itu dan berkata, ”Nak, jangan yang itu. Anjing itu takkan pernah dapat berlari dan bermain seperti yang kamu inginkan.”

Mendengarnya, anak itu terdiam, dan mulai menggulung salah satu kaki celananya. Dari balik celana itu, tampaklah sepasang kaki yang cacat. Sambil memandang kepada sang petani, ia berkata, ”Pak, saya pun tidak terlalu cepat dalam berlari, melompat dan bermain sebagaimana anak lelaki lain. Dan anjing itu membutuhkan seseorang yang mengerti.”

Dunia ini membutuhkan seseorang yang mau mengerti...


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...