Showing posts with label Great Story :). Show all posts
Showing posts with label Great Story :). Show all posts

January 1, 2016

Everyone Needs Somebody Who Can Understand


Ada seorang petani hendak menjual beberapa ekor anak anjing. Ia membuat papan pengumuman ”Jual anak anjing” dan memakukannya pada sebuah tiang di ujung halamannya. Sementara ia sedang memakukan papan itu, ia merasa seseorang menarik pakaian kerjanya. Ia menengok dan melihat seorang anak kecil.

”Berapa harga satu anak anjing yang bapak jual?” tanya anak kecil itu.

Petani itu pun menjawab, ”Anak-anak anjing ini dari ras unggul dan harganya cukup mahal.”

Anak itu menundukkan kepalanya sejenak. Lalu merogoh sakunya, ia mengeluarkan segenggam uang receh dan menyodorkannya kepada sang petani. ”Saya mempunyai uang dua puluh ribu. Apakah cukup untuk melihat-lihat?”


Petani tersenyum dan bersiul. Dari kandang anjingnya, berlarilah anjing betina dan diikuti empat ekor anak anjing. Tapi ada satu anak anjing yang tertinggal jauh di belakang. Anak anjing itu pincang dan berusaha menyusul.

Anak itu bertanya, "Apa yang salah dengan anjing kecil itu?"

Petani menjelaskan bahwa ketika dilahirkan, anak anjing itu mempunyai kelainan di pinggulnya, dan akan menderita cacat seumur hidupnya.

”Saya mau yang itu!” kata anak itu, sambil menunjuk pada anak anjing yang cacat itu.

Sang petani berlutut di samping anak itu dan berkata, ”Nak, jangan yang itu. Anjing itu takkan pernah dapat berlari dan bermain seperti yang kamu inginkan.”

Mendengarnya, anak itu terdiam, dan mulai menggulung salah satu kaki celananya. Dari balik celana itu, tampaklah sepasang kaki yang cacat. Sambil memandang kepada sang petani, ia berkata, ”Pak, saya pun tidak terlalu cepat dalam berlari, melompat dan bermain sebagaimana anak lelaki lain. Dan anjing itu membutuhkan seseorang yang mengerti.”

Dunia ini membutuhkan seseorang yang mau mengerti...


October 8, 2015

Ibu Yang Bisu dan Putrinya


Pada sebuah desa, ada seorang ibu dan anak yang hidup dalam sebuah rumah kumuh. Ibunya ini seorang yang bisu, namun putrinya sangat pintar. Suatu saat teman-temannya bertanya kepadanya kenapa dia tidak bersekolah sampai sekarang. Putrinya ini pun langsung berlari pulang ke rumah kumuh tempat dia tinggal dan minta agar bisa disekolahkan oleh ibunya.

Pada hari berikutnya, sang ibu pun membawa putrinya pergi sekolah, tetapi karena rumah mereka tersebut tidak mempunyai alamat yang jelas, pihak sekolah tidak berani menerima putrinya sebagai murid disana. Sang ibu pun memohon hingga berlutut dan menangis kepada para guru disana, tetapi para guru yang disana pun tidak bisa berbuat apa-apa. Ibu dan putrinya ini pun akhirnya pulang ke rumah mereka lagi.

Pada suatu hari ketika ibu dan anak ini pergi memungut barang bekas, sang putri berhenti di depan sebuah rumah dan mendengar adanya alunan piano yang sangat indah.

Ketika sang putri berusaha mendekati rumah ini sampai ke pintu gerbangnya, tidak disangka ada seekor anjing yang langsung menggonggong ke arah putrinya. Sang ibu yang melihatnya pun langsung berlari menuju putrinya dan mengusir anjing tersebut dengan kereta dorong yang dimilikinya. Tetapi anjing tersebut malah terluka oleh kereta dorong sang ibu dan akhirnya membuat sang pemilik rumah pun keluar dari rumah dan langsung menahan kedua ibu dan anak ini di dalam rumahnya.

Tetapi ternyata sang pemilik rumah tersebut adalah seorang guru seni di sebuah sekolah swasta di kota. Guru ini pun bertanya berapakah usia putri ibu tersebut, siapa namanya, tetapi sang anak tidak tahu sama sekali karena ibunya tidak pernah memberitahunya sama sekali. Guru itu pun langsung mengatakan, "Kalau begitu, aku akan memberikanmu nama, putrimu bernama Lili dan ibu bernama Meimei." 

Guru ini pun menggunakan bahasa tubuh untuk berbicara kepada ibunya supaya dia membiarkan putrinya tinggal disana untuk belajar biola bersamanya. Sang ibu ini pun langsung meneteskan air mata dan berlutut di hadapan guru tersebut dan langsung pergi meninggalkan mereka.

Setelah lewat tak berapa lama, mama Lili ini pun memberikan uang sebanyak 1 juta kepada sang guru sebagai biaya uang sekolah anaknya yang didapatinya dari barang-barang bekas yang dipungutnya. Mama Lili dan sang guru pun sama-sama meneteskan air mata, tetapi guru ini tidak tega untuk menerima uang dari mama Lili ini. Dia pun memastikan sang anak bisa meneruskan sekolah sampai tamat SD.



Setelah setahun berlalu, Lili pun mengikuti kontes seni dalam daerahnya dan berhasil memenangkan kontes solo tersebut. Dia bahkan mendapatkan sorak-sorai dari para penonton yang menyaksikan penampilannya. Pada saat itu, ada seorang yang melihat Lili dari kejauhan sambil menenteng barang bekas yang dipungutnya, yang tidak lain tidak bukan adalah ibu Lili sendiri.

Setelah saat itu, Lili pun semakin mendalami biola yang dipelajarinya. Dia pasti akan memenangkan juara pertama pada setiap kompetisi yang diikutinya. Sang ibu pun akan selalu melihat anaknya dari kejauhan ketika dia menerima penghargaan tersebut. Sejak saat itu, Lili pun akhirnya menjadi seorang ahli biola dan mengharuskan Lili untuk pergi ke kota yang lebih besar supaya dia lebih bisa mengembangkan bakatnya lagi disana.

Sang ibu pun menunjuk jarinya ke arah langit lalu menepuk-nepuk pundak anaknya. Lili mengerti apa yang dikatakan ibunya. "Kamu harus menggapai cita-citamu setinggi langit, mama akan mendukungmu."

Di kota, Lili tidak hanya mendalami biola, dia juga mendapatkan pemasukan dari les yang dia ajarkan. Lili membawa ibunya untuk tinggal bersamanya, tetapi karena sang ibu tidak terbiasa dengan lingkungan disana, diapun kembali ke rumah kumuh tempat mereka tinggal dulunya. Ketika hendak pergi, sang ibu pun berkata dengan bahasa tubuh kepada anaknya, "Jangan merindukan ibumu ini ya, belajarlah biola dengan baik. Jika kamu bisa sukses, mama juga akan bahagia."

Setelah beberapa tahun, Lili pun mengikuti beberapa kontes dan terus memenangkannya. Dia pun tiba-tiba teringat akan ibunya yang sudah tidak dikunjunginya selama setengah tahun. Dia pun langsung pergi mencari ibunya untuk memberitahu kontes yang sudah dimenangkannya.

Tetapi ketika dia kembali ke rumah kumuh tersebut, mamanya sudah tidak ada lagi disana. Dia telah meninggal dunia dan meninggalkan penyesalan dan air mata dalam hatinya Lili.

Lili pun menyadari ada sesuatu dalam karung barang bekas yang sering dipakai oleh ibunya tersebut. Dia menemukan ada sebuah foto dan surat yang menguning di dalamnya. Dia baru menyadari bahwa dirinya adalah anak yang dipungut oleh ibunya ketika ibunya mengemis di jalan dari surat yang ditemukannya.Pada saat itu, dia langsung menangis dan berseru memanggil "mamanya" kembali..

September 7, 2014

Father's Love

Once there was a child who was so tired of taking care of his father who is very weak because of his incurable disease. So he carried his father on his back to the most corner of the forest to mislead or misguide him.

On their way to the forest, he was wondering why does his father cut every branch of the trees that they pass by.

So he asked his father, "Father, what are you doing? Why are you cutting those branches?"
And so his father replied, "Son, I cut those branches for you to have signs, so you will easily find your way out here, your way home."

August 25, 2014

Don't Judge By Its Cover


Seorang pemuda mendatangi Zun-Nun dan bertanya, “Guru, saya tak mengerti mengapa orang seperti Anda mesti berpakaian apa adanya, amat sangat sederhana. Bukankah di masa seperti ini berpakaian sebaik-baiknya amat diperlukan, bukan hanya untuk penampilan melainkan juga untuk banyak tujuan lain?”

Sang guru hanya tersenyum. Ia lalu melepaskan cincin dari salah satu jarinya lalu berkata, “Sobat muda, akan kujawab pertanyaanmu, tetapi terlebih dahulu lakukan satu hal untukku. Ambillah cincin ini dan bawalah ke pasar di seberang sana. Bisakah kamu menjualnya seharga satu keping emas?”

Melihat cincin Zun-Nun yang kotor, pemuda tadi merasa ragu. “Satu keping emas? Saya tidak yakin cincin ini bisa dijual seharga itu.”

“Cobalah dulu, sobat muda. Siapa tahu kamu berhasil.”

Pemuda itu pun bergegas ke pasar. Ia menawarkan cincin itu kepada pedagang kain, pedagang sayur, penjual daging dan ikan, serta kepada yang lainnya. Ternyata, tak seorang pun berani membeli seharga satu keping emas. Mereka menawarnya hanya satu keping perak. Tentu saja pemuda itu tak berani menjualnya dengan harga satu keping perak. Ia kembali ke padepokan Zun-Nun dan melapor, “Guru, tak seorang pun berani menawar lebih dari satu keping perak.”

Zun-Nun sambil tetap tersenyum arif berkata, “Sekarang pergilah kamu ke toko emas di belakang jalan ini. Coba perlihatkan kepada pemilik toko atau tukang emas di sana. Jangan buka harga, dengarkan saja bagaimana ia memberikan penilaian.”

Pemuda itu bergegas pergi ke toko emas yang dimaksud. Ia kembali kepada Zun-Nun dengan raut wajah yang lain. Ia kemudian melapor, “Guru, ternyata para pedagang di pasar tidak tahu nilai sesungguhnya dari cincin ini. Pedagang emas menawarnya dengan harga seribu keping emas. Rupanya nilai cincin ini seribu kali lebih tinggi daripada yang ditawar oleh para pedagang di pasar.”

Zun-Nun tersenyum simpul sambil berujar lirih, “Itulah jawaban atas pertanyaanmu tadi sobat muda. Seseorang tak bisa dinilai dari pakaiannya. Hanya ‘para pedagang sayur, ikan dan daging di pasar’ yang menilai demikian. Namun tidak bagi ‘pedagang emas’.”

August 2, 2014

Waktu

Seorang pria muda bernama Jack belajar apa yang paling penting dalam kehidupan dari tetangganya.

Karena karir dan keuangan yg menghadang, membuat Jack jatuh dalam kehidupan yg sibuk sampai terkadang tidak ada waktu untuk bersama keluarganya. Ambisi Jack sangat besar untuk mencari uang dan mengejar karir sampai ia harus berkelana keluar negeri.

Melalui telepon, ibunya berkata kepadanya, “Tetangga kita Mr. Belser meninggal semalam, pemakamannya akan dilaksanakan pada hari Rabu.”
Kenangan terlintas di benaknya saat ia duduk diam mengingat hari masa kecilnya.
“Jack, kau dengar Ibu?”
“Oh, maaf, Bu. Ya, saya dengar. Tapi jujur saya pikir dia meninggal tahun lalu.”
“Mr. Belser selalu teringat kamu setiap melihat Ibu, ia selalu tertawa dan bertanya bagaimana kabar kamu.” kata ibu.
“Saya sangat mencintai rumah tua Mr. Belser itu, saya ingat selalu bermain disana sewaktu saya kecil, dia mengajari saya banyak hal, juga cara memahat patung. Ibu, saya akan segera pulang kesana hari selasa untuk menghadiri pemakamannya.” kata Jack.

Walaupun sibuk, namun Jack menepati janjinya untuk pulang. Pemakaman Mr. Belser sangat kecil dan sederhana. Dia tidak memiliki anak, dan sebagian besar keluarganya sudah meninggal. Malam sebelum pemakaman, Jack harus kembali ke rumah, Jack dan Ibu nya mampir untuk melihat rumah tua sebelah milik Mr. Belser sekali lagi.

Berdiri di ambang pintu, Jack berhenti sejenak. Rasanya seperti menyeberang ke dimensi lain, suatu lompatan melalui ruang dan waktu. Rumah tua tersebut terlihat seperti 20 tahun silam, masih bagus dan rapi persis seperti yang dia ingat. Setiap langkah kenangan. Setiap gambar, setiap furnitur… Jack tiba-tiba berhenti sejenak.

“Ada apa, Jack?” tanya ibunya.
“Kotak itu lenyap.” katanya.
“Kotak apa?”
“Ada sebuah kotak emas kecil yang ia terus terkunci di atas meja, aku sudah bertanya seribu kali apa yang ada di dalam kotak itu, tetapi Mr. Belser tidak pernah memberi tahu apa isinya, ia hanya bilang sebuah benda yang sangat berharga untuk dirinya.” kata Jack.

Jack menduga seseorang dari keluarga Belser telah mengambilnya.

“Sekarang aku tidak akan pernah tahu apa isi kotak emas yang begitu berharga baginya itu.” kata Jack.

Waktu berlalu, sudah sekitar dua minggu sejak Mr. Belser meninggal dan Jack sudah kembali ke negara dimana ia bekerja, lalu sepulangnya dari kerja, Jack menemukan sebuah paket di kotak suratnya. Lalu ia  membuka paket tersebut dan tenyata nampaklah sebuah kotak kecil emas yang terlihat sudah tua dan secarik kertas bertuliskan dari Mr. Belser. Tangan Jack bergetar saat ia membaca surat di dalamnya.

Isi surat Mr. Belser: “Setelah kematian saya, tolong berikan surat dan kotak emas ini kepada Jack, anak dari tetangga saya selama ini yg amat saya sayangi seperti anak saya sendiri. Ini adalah hal yang paling berharga dalam hidupku.”

Lalu sebuah kunci tertempel di bawah surat tersebut, sementara air mata memenuhi matanya, dengan hati-hati Jack membuka kotak tua emas tersebut. Di dalamnya ia menemukan sebuah arloji saku emas yang sangat indah dan terlampir 1 kertas kecil yg bertuliskan: “Jack, Terima kasih atas waktumu. Dari: Mr. Belser”

Jack termenung dan menatap arloji tersebut dan berfikir “Berarti selama ini dari saya kecil, ternyata yang Mr. Belser bilang sesuatu yg paling berharga adalah waktu saya.” Air mata mengalir deras di mata Jack.

Jack kemudian menelepon kantor dan menunda segala meeting dan kerjaan selama dua hari berikutnya. “Ada apa?”Janet, asistennya bertanya.
“Saya perlu menghabiskan waktu dengan anak saya.” kata Jack.
“Oh, omong-omong, Janet, terima kasih atas waktu Anda!” sambungnya lagi.

Pikirkan tentang hal ini. Anda mungkin tidak menyadari bahwa ada orang yang memerlukan waktu Anda, tetapi inilah yang sesungguhnya.
1. Minimal 5 orang di dunia ini sangat mencintai Anda dan mereka rela mati untuk Anda.
2. Setidaknya 15 orang di dunia ini mencintai Anda dalam beberapa cara.
3. Senyum dari Anda dapat membawa kebahagiaan untuk siapapun, bahkan jika mereka tidak menyukai Anda.
4. Setiap malam, seseorang berpikir tentang Anda sebelum mereka pergi tidur.
5. Anda adalah orang spesial untuk orang tersebut.
6. Anda di dunia untuk seseorang.
7. Seseorang mengasihi Anda walau Anda tidak tahu.
8. Selalu ingat pujian yang anda terima. Lupakan tentang komentar kasar.
9. Jika anda memiliki teman baik dan keluarga yg Anda cintai, luangkanlah waktu Anda untuk mereka.
10. Bila Anda berpikir Anda tidak memiliki kesempatan untuk mendapatkan apa yang Anda inginkan, Anda mungkin tidak akan mendapatkannya. Tetapi jika Anda mempercayai Allah untuk melakukan yang terbaik dan menunggu waktu-Nya, cepat atau lambat, maka Anda akan mendapatkannya atau bahkan sesuatu yang lebih baik.
11. Bila Anda berpikir dunia telah berbalik pada Anda, lihat dan pikirkan lagi—kemungkinan besar justru Anda-lah yang berbalik pada dunia.


July 31, 2014

Petani Miskin dan Seekor Kuda Putih


Ada seorang petani miskin memiliki seekor kuda putih yang sangat cantik dan gagah. Suatu hari, seorang saudagar kaya ingin membeli kuda itu dan menawarkan harga yang sangat tinggi. Sayang, si petani miskin itu tidak menjualnya. Teman-temannya menyayangkan & mengejek dia karena tidak menjual kudanya itu.

Keesokan harinya, kuda itu hilang dari kandangnya. Maka teman-temannya berkata, “Sungguh jelek nasibmu, padahal kalau kemarin dijual, kamu kaya, sekarang kudamu sudah hilang.” Si petani miskin hanya diam saja.

Beberapa hari kemudian, kuda si petani kembali bersama 5 ekor kuda lainnya. Lalu teman-temannya berkata, “Wah, beruntung sekali nasibmu. Ternyata kudamu membawa keberuntungan.” Si petani hanya diam saja.

Beberapa hari kemudian, anak si petani yang sedang melatih kuda-kuda baru mereka terjatuh dan kakinya patah. Teman-temannya berkata, “Rupanya kuda-kuda itu membawa sial, lihat sekarang anakmu kakinya patah.” Si petani tetap diam tanpa komentar.

Seminggu kemudian terjadi peperangan di wilayah itu, semua anak muda di desa dipaksa untuk berperang, kecuali si anak petani karena tidak bisa berjalan. Teman-temannya mendatangi si petani sambil menangis, “Beruntung sekali nasibmu karena anakmu tidak ikut berperang, sementara kami harus kehilangan anak-anak kami.”

Si petani kemudian berkomentar, “Janganlah terlalu cepat membuat kesimpulan dengan mengatakan nasib baik atau jelek, semuanya adalah suatu rangkaian proses. Syukuri & terima keadaan yang terjadi saat ini, apa yang kelihatan baik hari ini belum tentu baik untuk hari esok. Apa yang buruk hari ini belum tentu buruk untuk hari esok. Tetapi yang pasti, Tuhan paling tahu yg terbaik buat kita. Bagian kita adalah mengucap syukur dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Tuhan di dalam hidup kita.”


July 13, 2014

A Sad Story


A girlfriend gave a challenge to her boyfriend to live a day without her. No communication at all and said if he passed it, she'll love him forever.

The boyfriend agreed. He never texted nor called his girlfriend for the whole day without knowing, his girlfriend has only 24 hours left because she was dying because of cancer.

After a day, he excitedly went to her house, "I did it, baby!" but tears fell as he saw his girlfriend lying in coffin with a note "You did it, baby.. Now please do it everyday.. I love you forever"


May 1, 2014

Awesome Story♡



Boy : I want to end our relationship


Girl : But why?

Boy : I'm bored because I must send you message 'Good morning' or 'Good Night' everyday

Girl : You don't need to do it if you don't like, baby :(

Boy : Still more, I'm bored because I always must come to your home to take you go out with me

Girl : I don't know it, so.. *starts crying*

Boy : So.. Will you marry me? I will no need send you message everyday, because I will whisper it in your ears before we go sleep and after we wake up. We also will go out everynight from our home. More and more, baby.. We will be together anytime. Do you want it ?

Girl: Of course... :')


October 6, 2013

PR Terakhir Guru untuk Siswanya Sebelum Meninggal


Kematian sudah pasti jadi tujuan terakhir. Namun alangkah indah jika hidup yang telah dijalani dapat mengilhami mereka yang ditinggalkan. Tampaknya hal itu juga disadari seorang guru di Jepang ketika memberikan PR terakhir kepada murid-muridnya sebelum ia pergi.


PR tersebut ditulis sang guru beberapa saat sebelum ia meninggal dunia. Di dalam pesannya tersebut, sang guru tidak menentukan batas akhir pengumpulan PR darinya. Tugas yang ia berikan kepada para muridnya cukup sederhana, meminta para siswanya melakukan sesuatu yang dapat membuat mereka bahagia.

Berita mengharukan ini diketahui dari akun Twitter @kandoh_hanashi. Menurut sang pemilik akun, guru tersebut sangat peduli terhadap murid-muridnya. Ia tidak ingin meninggalkan kesan sedih untuk para anak didiknya sehingga menulis pesan tersebut.

"Oh..cerita ini sangat mengharukan, tapi sangat indah juga. Selamat jalan Guru," ungkap seorang netter. "Itulah yang dilakukan seorang guru sejati. Ia tak hanya mengajarkan pelajarannya saja, tapi juga mendidik dan mengilhami murid-muridnya. Hal ini sangat berarti! BRAVO!" imbuh netter lainnya.

Berikut ini adalah terjemahan dari tulisan sang guru:

Tugas Akhir
Deadline: Tidak ada
Buat hidup kalian bahagia
Ketika kalian menyelesaikan tugas ini, aku mungkin sudah berada di surga
Jangan terburu-buru mengumpulkan tugas ini. Nikmatilah waktu kalian
Suatu saat ketika kalian sudah selesai, aku ingin kalian bisa berkata, "Aku sudah menyelesaikan tugas darimu. Aku sudah hidup bahagia."
Aku menunggu saat-saat itu.

#Sungguh mengharukan T.T

June 13, 2013

Mother's Love

My mom only had one eye. I hated her… She was such an embarrassment. She cooked for students and teachers to support the family. There was this one day during elementary school where my mom came to say hello to me. I was so embarrassed. How could she do this to me? I ignored her, threw her a hateful look and ran out. The next day at school one of my classmates said,
‘EEEE, your mom only has one eye!’


I wanted to bury myself. I also wanted my mom to just disappear. I confronted her that day and said, ‘ If you’re only gonna make me alaughing stock, why don’t you just die?’


My mom did not respond. I didn’t even stop to think for a second about what I had said, because I was full of anger. I was oblivious to
her feelings. I wanted out of that house, and have nothing to do with her. So I studied real hard, got a chance to go abroad to study.
Then, I got married. I bought a house of my own. I had kids of my own. I was happy with my life, my kids and the comforts. Then one day, my mother came to visit me. She hadn’t seen me in years and she didn’t even meet her grandchildren.


When she stood by the door, my children laughed at her, and I yelled at her for coming over uninvited. I screamed at her, ‘How dare
you come to my house and scare my children! GET OUT OF HERE NOW!!!’ And to this, my mother quietly answered, ‘Oh, I’m so sorry. I may have gotten the wrong address’ and she disappeared out of sight.


One day, a letter regarding a school reunion came to my house. So I lied to my wife that I was going on a business trip. After there union, I went to the old shack just out of curiosity. My neighbours said that she died. I did not shed
a single tear. They handed me a letter that she had wanted me to have.


My dearest son,
I think of you all the time.
I’m sorry that I came to your house and scared your children.
I was so glad when I heard you were coming for the reunion.
But I may not be able to even get out of bed to see you.
I’m sorry that I was a constant embarrassment to you when you were growing up.
You see...
When you were very little, you got into an accident, and lost your eye.
As a mother, I couldn’t stand watching you having to grow up with one eye.
So I gave you mine.
I was so proud of my son who was seeing a whole new world for me, in my place, with that eye.
With all my love to you,

Your mother.



MORAL LESSON:
Always LOVE your parents.

They are a blessingto you.

NOTE:
We only have one mom, so love her,

you will come to cry when she's gone.

May 1, 2013

Some Things are More Important


SON: "Daddy, may I ask you a question?"

DAD: "Yeah sure, what is it?"
SON: "Daddy, how much do you make an hour?"
DAD: "That's none of your business. Why do you ask such a thing?"
SON: "I just want to know. Please tell me, how much do you make an hour?"
DAD: "If you must know, I make $100 an hour."
SON: "Oh! (With his head down).
SON: "Daddy, may I please borrow $50?"


The father was furious.


DAD: "If the only reason you asked that is omly for borrow some money to buy a silly toy or some other nonsense, then you march yourself straight to your room and go to bed! Think about why you are being so selfish! I work hard everyday for such this childish behavior!"

The little boy quietly went to his room and shut the door. The man sat down and started to get even angrier about the little boy's questions.

"How dare he ask such questions only to get some money?!"


After about an hour or so, the man had calmed down, and started to think. "Maybe there was something he really needed to buy with that $50 and he really didn't ask for money very often." The man went to the door of the little boy's room and opened the door.

DAD: "Are you asleep, son?"
SON: "No daddy, I'm awake".
DAD: "I've been thinking, maybe I was too hard on you earlier. It's been a long day and I took out my aggravation on you. Here's the $50 you asked for."

The little boy sat straight up, smiling.
SON: "Oh, thank you daddy!" t
hen he reaches under his pillow he pulled out some crumpled up bills. The man saw that the boy already had money, started to get angry again. The little boy slowly counted out his money, and then looked up at his father.

DAD: "Why do you want more money if you already have some?!"
SON: "Because I didn't have enough, but now I do.. Daddy, I have $100 now. Can I buy an hour of your time? Please come home early tomorrow. I would like to have dinner with you."


The father was crushed. He put his arms around his little son, and he begged for his forgiveness. It's just a short reminder to all of you working so hard in life. We should not let time slip through our fingers without having spent some time with those who really matter to us, those close to our hearts. Do remember to share that $100 worth of your time with someone you love? If we die tomorrow, the company that we are working for could easily replace us in a matter of days. But the family and friends we leave behind will feel the loss for the rest of their lives. And come to think of it, we pour ourselves more into work than to our family.

Some things are more important.


April 24, 2013

Guy and Death

Death: "My Friend, today is your last day."
Guy: "But i'm not ready!"

Death: "Well your name is the next on my list...".

Guy: "Okay, why don't you take a seat and I will get you something to eat before we go?"

Death: "All right.. "

The Guy gave Death some food with sleeping pills in it.
Death finished eating and fell into a deep sleep.
The Guy took the list & removed his name from top of the list and put into the bottom of the list.

When Death woke up he said to the Guy, "Because you have been so very nice to me, I will start from the BOTTOM of the list!"

Moral value:
Whatever is written in your destiny... Will never change no matter how much u try.

April 23, 2013

Pohon Apel dan Seorang Lelaki

Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari. Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya,tidur-t­iduran di keteduhan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula pohon apel sangat mencintai anak kecil itu. Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya.

Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih.

"Ayo kesini bermain-main lagi denganku," pinta pohon apel itu.
"Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi" jawab anak lelaki itu.
"Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya"
"Pohon apel itu menyahut, "Duh, maaf aku pun tak punya uang, tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu"

Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua buah apel yang ada di pohon dan pergi dengan penuh suka cita. Namun, setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi. Pohon apel itu kembali sedih.


Suatu hari anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat senang melihatnya datang.

"Ayo bermain-main denganku lagi" kata pohon apel.
"Aku tak punya waktu" jawab anak lelaki itu.
"Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolongku?" pinta anak lelaki itu.
"Duh, maaf aku pun tak memiliki rumah. Tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu" kata pohon apel.

Kemudian anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel itu dan pergi dengan gembira. Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi. Pohon apel itu merasa kesepian dan sedih.


Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel merasa sangat bersuka cita menyambutnya.

"Ayo bermain-main lagi denganku" kata pohon apel.
"Aku sedih," kata anak lelaki itu.
"Aku sudah tua dan ingin hidup tenang. Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberi aku sebuah kapal untuk pesiar?"
"Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuh ku dan menggunakann­ya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan bersenang-senan­glah"

Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal yang diidamkannya. Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi datang menemui pohon apel itu.


Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian.

"Maaf anakku, aku sudah tak memiliki buah apel lagi untukmu" kata pohon apel itu.
"Tak apa. Aku pun sudah tak memiliki gigi untuk mengigit buah apelmu" jawab anak lelaki itu.
"Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat" kata pohon apel.
"Sekarang, aku sudah terlalu tua untuk itu" jawab anak lelaki itu.
"Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu. Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini" kata pohon apel itu sambil menitikkan air mata.
"Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang. Aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah sekian lama meninggalkanmu­" kata anak lelakiitu.
"Oh, bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat. Mari, marilah berbaring di pelukan akar-akarku dan beristirahatlah­ dengan tenang"

Anak lelaki itu berbaring dipelukan akar-akar pohon. Pohon apel itu sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan airmatanya.


Tahukah kalian ???


Pohon apel itu adalah ORANG TUA kita!! Ketika kita muda, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita. Ketika kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya datang ketika kita memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan. Tak peduli apa pun, orang tua kita akan selalu ada di sana untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia. Anda mungkin berpikir bahwa anak lelaki itu telah bertindak sangat kasar pada pohon itu, tetapi begitulah cara kita memperlakukan or­ang tua kita.




Pesan Moral :Jadilah anak yang baik, anak yang baik dan berbakti kepada orang tuamu. Dan jadilah anak  yang selalu mendoakan kedua orang tuanya.

February 9, 2013

Penantian Panjang Cinta


Demi kekasihnya yang sekarat, seorang wanita rela menjadi seekor kupu-kupu untuk menyelamatkan jiwanya. Penantiannya yang panjang justru membalikkan kisah cinta mereka menjadi kesedihan.

Di sebuah kota kecil yang tenang dan indah, ada sepasang pria dan wanita yang saling mencintai. Mereka selalu bersama memandang matahari terbit di puncak gunung, bersama di pesisir pantai menghantar matahari senja. Setiap orang yang bertemu dengan mereka tidak bisa tidak akan menghantar dengan pandangan kagum dan doa bahagia. Mereka saling mengasihi satu sama lain. Namun pada suatu hari, malang.. Sang lelaki mengalami luka berat akibat sebuah kecelakaan. Ia berbaring di atas ranjang pasien. Beberapa malam tidak sadarkan diri di rumah sakit. Siang hari sang wanita menjaga di depan ranjang dan dengan tiada henti memanggil-manggil kekasihnya yang tidak sadar sedikitpun.

Malamnya ia ke gereja kecil di kota tersebut dan tak lupa berdoa kepada Tuhan agar kekasihnya selamat. Air matanya sendiri hampir kering karena menangis sepanjang hari. Seminggu telah berlalu, sang lelaki tetap pingsan tertidur seperti dulu, sedangkan si wanita telah berubah menjadi pucat pasi dan lesu tidak terkira. Namun ia tetap dengan susah payah bertahan dan akhirnya pada suatu hari Tuhan terharu oleh keadaan wanita yang setia dan teguh itu, lalu Ia memutuskan memberikan kepada wanita itu sebuah pengecualian kepada dirinya.

Tuhan bertanya kepadanya, "Apakah kamu benar-benar bersedia menggunakan nyawamu sendiri untuk menukarnya?" Si wanita tanpa ragu sedikitpun menjawab, "Ya". Tuhan berkata, "Baiklah, Aku bisa segera membuat kekasihmu sembuh kembali, namun kamu harus berjanji menjelma menjadi kupu-kupu selama 3 tahun. Pertukaran seperti ini, apakah kamu juga bersedia?" Si wanita terharu setelah mendengarnya dan dengan jawaban yang pasti, ia menjawab, "Saya bersedia!"


Hari telah terang. Si wanita telah menjadi seekor kupu-kupu yang indah. Ia mohon diri pada Tuhan lalu segera kembali ke rumah sakit. Hasilnya, lelaki itu benar-benar telah siuman bahkan ia sedang berbicara dengan seorang dokter. Namun sayang, ia tidak dapat mendengarnya sebab ia tak bisa masuk ke ruang itu. Dengan di sekati oleh kaca, ia hanya bisa memandang dari jauh kekasihnya sendiri. Beberapa hari kemudian, sang lelaki telah sembuh. Namun ia sama sekali tidak bahagia. Ia mencari keberadaan sang wanita pada setiap orang yang lewat, namun tidak ada yang tahu sebenarnya sang wanita telah pergi kemana. Sang lelaki sepanjang hari tidak makan dan istirahat, terus mencari. Ia begitu rindu kepadanya, begitu inginnya bertemu dengan sang kekasih, namun sang wanita yang telah berubah menjadi kupu-kupu bukankah setiap saat selalu berputar di sampingnya? Hanya saja ia tidak bisa berteriak, tidak bisa memeluk. Ia hanya bisa memandangnya secara diam-diam.

Musim panas telah berakhir, angin musim gugur yang sejuk meniup jatuh daun pepohonan. Kupu-kupu mau tidak mau harus meninggalkan tempat tersebut lalu terakhir kali ia terbang & hinggap di atas bahu sang lelaki. Ia bermaksud menggunakan sayapnya yang kecil halus membelai wajahnya, menggunakan mulutnya yang kecil lembut mencium keningnya. Namun tubuhnya yang kecil dan lemah benar-benar tidak boleh di ketahui olehnya, sebuah gelombang suara tangisan yang sedih hanya dapat di dengar oleh kupu-kupu itu sendiri & mau tidak mau dengan berat hati ia meninggalkan kekasihnya, terbang ke arah yang jauh dengan membawa harapan. Dalam sekejap telah tiba musim semi yang kedua, sang kupu-kupu dengan tidak sabarnya segera terbang kembali mencari kekasihnya yang lama di tinggalkannya. Namun di samping bayangan yang tak asing lagi ternyata telah berdiri seorang wanita cantik. Dalam sekilas itu sang kupu-kupu nyaris jatuh dari angkasa. Ia benar-benar tidak percaya dengan pemandangan di depan matanya sendiri. Lebih tidak percaya lagi dengan omongan yang di bicarakan banyak orang. Orang-orang selalu menceritakan ketika hari natal, betapa parah sakit sang lelaki. Melukiskan betapa baik dan manisnya dokter wanita itu. Bahkan melukiskan betapa sudah sewajarnya percintaan mereka dan tentu saja juga melukiskan bahwa sang lelaki sudah bahagia seperti dulu kala dan sebagainya.


Sang kupu-kupu sangat sedih. Beberapa hari berikutnya ia seringkali melihat kekasihnya sendiri membawa wanita itu ke gunung memandang matahari terbit, menghantar matahari senja di pesisir pantai. Segala yg pernah di milikinya dahulu dalam sekejap tokoh utamanya telah berganti seorang wanita lain sedangkan ia sendiri selain kadangkala bisa hinggap di atas bahunya, namun tidak dapat berbuat apa-apa.

Musim panas tahun ini sangat panjang, sang kupu-kupu setiap hari terbang rendah dengan tersiksa dan ia sudah tidak memiliki keberanian lagi untuk mendekati kekasihnya sendiri. Bisikan suara antara ia dengan wanita itu, ia dan suara tawa bahagianya sudah cukup membuat embusan napas dirinya berakhir, karenanya sebelum musim panas berakhir, sang kupu-kupu telah terbang berlalu. Bunga bersemi dan layu. Bunga layu dan bersemi lagi. Bagi seekor kupu-kupu waktu seolah-olah hanya menandakan semua ini.


Musim panas pada tahun ketiga, sang kupu-kupu sudah tidak sering lagi pergi mengunjungi kekasihnya sendiri. Sang lelaki bekas kekasihnya itu mendekap perlahan bahu si wanita, mencium lembut wajah wanitanya sendiri. Sama sekali tidak punya waktu memperhatikan seekor kupu-kupu yang hancur hatinya apalagi mengingat masa lalu. Tiga tahun perjanjian Tuhan dengan sang kupu-kupu sudah akan segera berakhir dan pada saat hari yang terakhir, kekasih si kupu-kupu melaksanakan pernikahan dengan wanita itu. Dalam gereja kecil telah di penuhi orang-orang. Sang kupu-kupu secara diam-diam masuk ke dalam dan hinggap perlahan di atas pundak Tuhan. Ia mendengarkan sang kekasih yang berada di bawah, berikrar di hadapan Tuhan dengan mengatakan, "Saya bersedia menikah dengannya!"

Ia memandangi sang kekasih memakaikan cincin ke tangan wanita itu, kemudian memandangi mereka berciuman dengan mesranya lalu mengalirlah air mata sedih sang kupu-kupu. Dengan pedih hati, Tuhan menarik napas, "Apakah kamu menyesal?" Sang kupu-kupu mengeringkan air matanya, "Tidak" Tuhan lalu berkata di sertai seberkas kegembiraan, "Besok kamu sudah dapat kembali menjadi dirimu sendiri" Sang kupu-kupu menggeleng-gelengkan kepalanya: "Biarkanlah aku menjadi kupu-kupu seumur hidup"

ADA BEBERAPA KEHILANGAN MERUPAKAN TAKDIR. ADA BEBERAPA PERTEMUAN ADALAH YANG TIDAK AKAN BERAKHIR SELAMANYA. MENCINTAI SESEORANG TIDAK MESTI HARUS MEMILIKI, NAMUN MEMILIKI SESEORANG MAKA HARUS BAIK-BAIK MENCINTAINYA.


Ketika Hati Merapuh


"Guru, aku rapuh… hidupku tak berguna… laksana daki… aku hanya mengotori…"
"Laksana pohon… batang dahanku merapuh mati"
"Aku ingin bunuh diri!"
Demikian Murid terisak didepan sang Guru yang diam duduk bersila menikmati segelas kopi tubruk nan nikmat disebuah ruangan yang temaram.

Sang Guru bangkit mengambil aquarium kecil disudut ruangan yang berisi dua ekor ikan

Satu ekor berwarna keemasan dan seekor ikan putih yang terlihat biasa karena ikan tersebut memang ikan yang biasa hidup di persawahan

Lalu dituangkan beberapa tetes tinta hitam kedalamnya,Hing

­ga air berubah warna menjadi pekat dan hitam. Ikan kecil itu perlahan mulai terlihat kebingungan. Bahkan ikan yang keemasan terlihat sempoyongan. Berjalan kehilangan arah… kesana kemari
Menggelepar kehabisan oksigen. Hingga pingsan

"Muridku… hati dan pikiranmu adalah laksana ikan dalam air hitam ini…"

"Gelap, pengap, sempit menyesakan"
"Ketika dalam gelap dunia terasa sejengkal lebarnya"
"Ketika dalam pengap serasa hidup tak berdaya… tanpa pilihan"
"Ketika pikiran sempit… hati kita tumpul… jiwa kita merapuh"

Dengan perlahan Sang Guru mengambil teko besar berisi air putih jernih. Dituangkannya ke dalam akuarium yang berwarna hitam itu

Sehingga perlahan warna hitam air tersebut terus memudar
Terus dituang bahkan hingga air di aquarium melimpah
Terus dituang hingga air didalam aquarium menjadi kembali jernih dan bening. Menyisakan ikan putih yang kembali segar berenang dengan riangnya….

"Muridku… penuhi jiwa dan hatimu dengan kebaikan dan limpahilah dengan syukur …"

"Lupakan segala kesulitan, kemalangan, kegelapan yang ada"
"Syukurilah kemudahan yang ada"
"Fokuslah pada kelapangan bukan pada kesempitan"
"Hitunglah keberuntungan dan lupakanlah kemalangan"
"Limpahkanlah perasaan syukurmu dengan menebar kebaikan ke sekitarmu"
"Penuhi hatimu dengan perasaan syukur maka perlahan hatimu terpenuhi syukur"

Murid bertanya: "Guru, aku sulit merasakan syukur"

Sang Guru menjawab : "Cukup perbanyak berbuat kebaikan maka hatimu akan belajar bersyukur"

Murid bertanya: "Guru, aku lemah dan tidak bisa bersabar"

Sang Guru menjawab : "Jadilah ikan sawah yang di asah oleh kesulitan hidup" "dan menjadikan setiap kesulitan hidup adalah bagian dari proses menuju keberhasilan"

Murid bertanya: "Guru, aku masih dalam kegelapan"

Sang Guru menjawab: "Jadilah Cahaya!"
"sekecil apapun, jadilah cahaya bagi sekitarmu"
"terbarkanlah kebaikan….!"
"maka perlahan kegelapanmu akan sirna, karena kamu sudah menjadi cahaya"

Jadilah cahaya terang di tengah kegelapan..


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...