Vemale.com - Master Chef Indonesia season 2 kembali hadir.
Kami yakin, banyak di antara kita yang merindukan kritik pedas, tajam
dan kejam dari bibir Chef Juna. Chef tampan yang memiliki nama lengkap
Junior Rorimpandey ini pernah dikecam oleh banyak orang ketika Master
Chef Indonesia baru ditayangkan. Hal itu tidak membuat kritikan Chef
Juna menjadi lebih halus, pria kelahiran Manado, 20 Juli 1975 tetap
disiplin dengan kritik tajamnya.
Menjual Motor Demi Biaya Sekolah
Dari
tato yang terukir pada lengannya, banyak orang menduga bahwa Chef Juna
dulunya adalah seorang berandal. Tato tersebut dibuat saat Chef Juna
saat dia masih berusia 15 tahun. Pria ini pernah membuat geng bernama
Bad Bones yang selalu mengendarai Harley Davidson. Selepas lulus SMA,
Chef Juna kuliah di Indonesia mengambil jurusan perminyakan, tetapi
tidak selesai karena dia terlalu nakal pada saat itu.
Tidak Pernah Sekolah Chef dan Belajar Dari Nol
Gagal
dengan perkuliahan di Indonesia, pria ini berniat untuk mengubah
hidupnya dan pindah ke Amerika Serikat pada tahun 1997. Saat itu, Chef
Juna menjual motor kesayangannya demi membiayai sekolah penerbangan.
Ketika Indonesia mengalami krisis moneter pada tahun 1998, orang tua
Chef Juna mengalami kesulitan ekonomi dan membuat dirinya harus mencari
uang sendiri untuk membiayai sekolah dan kehidupannya selama di Amerika
Serikat.
Pada saat itu, Chef Juna rela bekerja apa saja, pekerjaan
yang didapat adalah menjadi pelayan di sebuah restoran tradisional
Jepang. Master Sushi di tempatnya bekerja melatih pria ini dengan
berbagai metode pengolahan kuliner Jepang. Berkat kerja kerasnya, pada
tahun 2002 Chef Juna menjadi kepala koki di restoran tersebut. Di tahun
2003, Chef Juna menjadi Executive Chef di Uptown Sushi, Houston.
Tak
ingin berada dalam zona nyaman, Chef Juna pindah ke salah satu restoran
Perancis, The French Laundry. Restoran Perancis terkenal dengan standar
masakan yang sangat tinggi. Bahkan, restoran di tempatnya bekerja akan
memberi hukuman pada kesalahan yang dilakukan kokinya.
Menjadi Chef Profesional Butuh Pengorbanan
Dengan
kemampuan dan bakatnya di bidang kuliner, banyak yang sulit percaya
jika Chef Juna tidak pernah mengikuti sekolah chef, semua ilmu dia
dapatkan langsung di lapangan. Semua ilmu itu dibawa Chef Juna saat
pulang ke Indonesia. Kini dia menjadi seorang Executive Chef di restoran
Jack Rabbit, Jakarta. Namanya semakin dikenal saat dipercaya menjadi
salah satu juri Master Chef Indonesia.
“Saya ini bukti hidup bagi
siapapun yang tidak pernah sekolah chef tapi ingin menjadi seorang chef.
Semua mungkin terjadi," ujar Chef Juna pada acara konferensi pers
Master Chef Indonesia 2 di Hardrock Café, Jakarta.
Chef tampan ini juga menambahkan bahwa keinginan kuat saja tidak cukup untuk menjadi seorang profesional.
"Harus ada sacrifice (pengorbanan). Kalau soal passion(keinginan
kuat), pembantu saya juga di rumah pintar masak. Tapi untuk berjalan
sejauh ini dengan profesional, rela nggak waktu dengan keluarga
berkurang?” kata pria yang mengaku suka menikmati makanan di restoran
pinggir jalan.
Disiplin, pengorbanan, dan tidak takut keluar dari
zona nyaman adalah tiga hal yang bisa kita pelajari dari seorang Chef
Juna. Jika Anda memiliki impian untuk menjadi seorang chef atau profesi
apapun hingga tahap profesional, kisah ini bisa menjadi motivasi bagi
Anda untuk terus maju mencapai impian tersebut.
Jika ada yang diberi kritik pedas dan tajam, jadikan hal itu sebagai pujian yang tertunda untuk meraih impian Anda :)
(vem/yel)
No comments:
Post a Comment