November 9, 2025

secercah nasihat buat adik manis

udah bertahun-tahun ga nulis disini woee hahhahahah. hai semua! hari ini entah kenapa gue lagi banyak ide nulis, jadi daripada mubazir isi otak gue yg rada-rada ini hanya gue tuangkan di notes hp gw, mending sekalian gw copas kesini aja kali yee.. itung-itung nambah postingan dan kali aja tulisan gue bisa menginspirasi orang stres lain heheh.



eh btw kali ini gue mau nulis semacam petuah secara ga langsung gitu. ekhem, maklum sekarang gue udah jadi lansia sukses. kenapa gitu? karena gue udah menjalani kehidupan lansia sedini mungkin!!! cusss, ikuti cerita kakak lansia yg imuet ini ya, adick adick...


semakin gue resapi, gue merasa konsep pernikahan adalah proses pembentukan diri manusia menjadi hamba Tuhan yg sabar, kuat dan setia. that's why menikah bukanlah tujuan tapi proses, proses yg berat dan menyakitkan buat manusia. [eh loh, terus kalo ga nikah ga bisa jadi sabar, kuat dan setia? ya bisa dong. secara garis besar, bedanya dengan yg menikah ya proses tersebut melibatkan pasangan]. makanya menurut gue, pernikahan akan menjadi sebuah masalah besar jika ada di antara kita yg belum menyadari ini, itu artinya dia melakukannya tanpa sadar/tidak ikhlas/tidak sukarela.


bayangkan, saat sampeyan memilih diri untuk "diubah" oleh seseorang atau sebuah keadaan dengan sadar dan sukarela, itu saja pasti sudah cukup berat untuk dijalani. contoh mudahnya, kalo sampeyan mau ngebentuk otot, badan sampeyan sakit2 dulu 'kan? tapi kalo sampeyan memang dengan sukarela dan keinginan penuh untuk melakukannya, maka rasa sakit itu seakan lebih bisa sampeyan tahankan dan jalani. terus kalo kita mau ngebentuk otot juga ada caranya kan, dipelajari dulu gitu kan—kaga asal-asalan gerakin badan berharap ototnya bisa terbentuk bagus.


nah, sama aja dengan pernikahan.. bagaimana jika sampeyan masuk ke dunia dimana itu adalah proses yg sejatinya akan "memaksa" sampeyan untuk mengubah aspek-aspek dalam diri sampeyan, segala pola pikir sampeyan, kebiasaan sampeyan dan berbagai macam hal lainnya yg pastinya TIDAK NYAMAN, ditambah pula sampeyan melakukannya dengan tidak sadar dan sukarela? pasti terasa seperti NERAKA JAHANAM!


nah, karena manusia ini aja belum sadar akan keberadaan atau situasinya sendiri eh tapi tapi tapi dia ikut-ikutan orang—mau ikut merasakan pernikahan, tapi pas dia jalani eh KOK? ya dia SHOCK LAH! gak sesuai ekspektasinya, karena dia DENGAN BERANINYA MEMUTUSKAN UNTUK MELAKUKAN HAL TANPA MENGETAHUI ARTI DARI PERBUATAN YG IA LAKUKAN TERSEBUT. dimana manusia ini belum sadar konsep pernikahan itu PROSES YANG TIDAK MUDAH & KADANG SANGAT MENYAKITKAN, namun malah membayangkan yg sebaliknya. lalu mungkin akan ada anomali yg berseru, "lah kalo nunggu kita 'sempurna' begitu, ga ada yg bener-bener bisa menikah!" kalo ada pembaca yg punya pemikiran begini, terserah sampeyan aja. gue paham kalo setiap orang punya kehendak bebas dan berhak melakukan bahkan yg buruk sekalipun. kakak udah lansia, berdebat dan menyenangkan pikiran semua orang tidak masuk dalam wishlist kehidupan kakak yg singkat ini. tapi kalo boleh kakak menyarankan, setiap melangkah itu alangkah baiknya dilakukan dengan kesadaran atau bahasa kerennya consciousness, gitu loh deekkk!


kalo diibaratkan tuh ini seperti ketika adik-adik mau ujian. yg udah mempersiapkan diri dengan matang aja mungkin masih bisa merasa kesulitan dan tetap punya kemungkinan gagal apalagi yg ga punya persiapan sama sekali? btw kalo adapun pengalaman kalean ngeliat temen ngakunya ga belajar tiba-tiba pas ujian dapet nilai bagus, itu antara dia boong atau isi kepalanya lagi error karena kebanyakan belajar sehingga lupa kalo dia udah mempersiapkan diri jauh-jauh hari. maksud gue, OKE mungkin dia pas H-1 ujian memang kaga belajar, tapi di dalam seminggu itu 6 hari sebelumnya dia belajar terus WOIII atau bahkan dalam 1 tahun terakhir H-1 sebelum ujian itu adalah satu-satunya hari dimana dia bolos belajar!!!!! dan dia ga belajar di hari itu juga karena bukunya ketinggalan di laci sekolah!!!!!! HAHHH!!! (kok pembahasan soal yg ini jadi agak mendalam dan EMOSIONAL ya!? hmm kelakuan siapa neh!?)


lalu, setelah gue pikir-pikir ga ada satupun orang di dunia ini yg bisa kita pilih menjadi pasangan kita dimana dia itu bisa memenuhi semua kriteria/kemauan yg ada di kepala kita. manusia akan membanding-bandingkan pasangannya dengan orang lain kalau dia masih belum sadar akan konsep pernikahan tadi. mungkin itu juga alasan manusia berbuat hal-hal menyimpang atau menjadi pengkhianat dan menduakan pasangannya, karena manusia itu masih berusaha mencari yg paling menguntungkannya dan mengutamakan kenyamanan sesaat meski itu hanya kesenangan semu, padahal dia sudah menikah dan pernikahan konsepnya ga gitu woiii!!! hmm kadang sebodoh itu manusia (^^)


kalau sudah masuk ke dalam pernikahan, pemikiran seperti itu harus dibuang jauh-jauh. SELEKSI hanya bisa dilakukan saat kau belum berkomitmen. saat kau memutuskan untuk menikahinya, itu artinya kau siap untuk menghabiskan seluruh hidupmu diproses dan dibentuk Tuhan bersama-sama dengannya. kalau manusia tidak menyadari hal ini, maka dia akan dengan mudah hanya memandang kekurangan pasangannya dan mulai membanding-bandingkan, yg mungkin saja berujung pada perpisahan atau yg lebih buruk lagi PENGKHIANATAN. untung-untung kalau dia berkhianat saat dia belum masuk ke dunia pernikahan. walau tidak menjadikan itu lebih baik juga, tapi setidaknya dia bisa bertobat sebelum mengingkari janjinya di hadapan Tuhan. ehh tapi—hemmh auk ah... 


dan 1 hal yg perlu kita semua ingat, gak semua orang MAU DIBENTUK—karenanya menurutku MEMANG tidak semua orang layak untuk menikah terkecuali saat dia memilih untuk berubah atau bertobat, sadar akan arti dari pilihannya dan dengan sukarela mau menjalani proses yg panjang tersebut sampai maut menjemputnya.


yup, begitulah pembahasan dari kakak ya adik-adik. maapkeun kalo ada kata-kata yg ga jelas dan kedengaran sembrono, semoga ada manfaatnya wkwkkwk :D



Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...