June 28, 2015

Yg Berkilau Belum Tentu Emas


Gak kerasa yah, masa libur tersisa tinggal 2 minggu lagiiii.  Aaah, bentar lagi gue dah jadi anak kelas 12 dong?? Aaaah itu artinya gue dah tuaaa, jijikk  But it's a truth that I have to face.. Mau ga mau, siap ga siap, senang gak senang, harus tetap gue terima 

Btw, sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Gue liburan gak kemana-mana, berkurung di rumah aja teros-_- Haha, dah busuk kali awak di rumah, tapi ntahkenapa gue gak pernah sedih kalo liburan di rumah aja. Palingan kadang ngerasa bosan aja, itupun kadang ajanya. Soalnya di rumah itu nyamannn, gue bisa tidur kapanpun gue mau sesuka hati gue. Itu kan gak bisa gue dapet di semua tempat di dunia yg fana ini  Wkwkwkwk.

Oh ya, gue kemarin pagi nemu anak kucing di depan teras rumah gue. Tuh kucing warna rambutnya cantekk, gue sukaaa. Jadi gue deketin pelan-pelan, takut dia kabur. Di sisi lain gue berharap dia gak merasa risih dideketin ama gue karena saat itu kan pagi hari, yaa lo tau sendirilah kondisi badan seseorang di pagi hari, apalagi itu saat libur. Aaahh, gak usah gue perjelas gue yakin lo dah ngerti kok, hehehee 

Akhirnya gue ambil tuh kucing dan gue bawa masuk ke rumah, gue main-main bareng dia. Dan dia kelihatannya jinak bin bodoh soalnya dia senang gitu diperlakukan kasar sama gue hahahaha. Saat itu kami kelihatan seperti ibu dan anak yg dah lama terpisahkan. Padahal baru beberapa menit gue sama dia kenalan, tapi rasanya kaya gue udah ada ikatan hubungan yg lama gitu. Ini membuat gue berhasrat untuk memelihara dia..

Namun kebahagiaan kami terusik, tampaknya ada pihak yg gak senang dengan kebersamaan ini.

Inilah pihak yg gak sor itu...

Dia kucing peliharaanku, namanya Ei-ei (NB: Tolong jangan pernah selipkan huruf 'm' dikedua suku kata namanya. Ini pernah terjadi, dia langsung bangga dan girang disebut demikian). Ei-ei sangat tidak senang melihat kehadiran kucing baru yg kubawa. Setiap melihat kucing baru itu, Ei-ei mengeram jahat kepadanya. Hal ini membuatku palak kepada Ei-ei. "Jangan sementang dia anak baru, tros kau anak lama di sini, jadi sok berkuasa ko yah. Dengar, mulai sekarang dia akan jadi teman barumu, Ei-ei.. Berbaurlah secepat mungkin kepadanya.." ucapku ketus kepada Ei-ei yang kemudian mengacuhkanku kemudian pergi. Dasar kau Ei-ei binatang.

Aku jadi jijik nengok Ei-ei karena dia tidak juga mengubah sikapnya walau tak peduli berapa kali dan bagaimanapun caranya aku memarahinya. Dia tidak peduli dengan semua ancamanku kepadanya dan tetap saja masih membenci kucing baru itu. Dia bahkan beberapa kali menindas kucing ini dengan mencakar kepalanya. Hal ini justru membuatku jadi semakin ingin untuk mengumbar kemesraan bersama kucing baru ini di depan Ei-ei. Dan kucing ini memang 'lebih' dari Ei-ei. Rambutnya lebih cantik dan colorfull, warna matanya unik, plus kepribadiannya yg baik, dia patuh serta jinak. Dipanggil, nyahut. Disayangi, tampak senang. Gak seperti Ei-ei selama ini yang kerjanya cuma tebar pesona sama kucing jantan tapi sok jutek kalo dipanggil.


Karena semakin sor dengan anak kucing ini, akupun membuat namanya. Dia kuberi nama 'Catty Perry'   Nama ini terinspirasi karena dia memiliki suara yg lembut nan indah, padahal dia itu kucing jantan. Aku sangat nyaman dengan nama kucing ini. Berasa lagi berinteraksi dengan diva...

Pada malam hari, kedua kucing ini harus dikeluarkan dari rumah karena takut ntar berak sembarangan. Dan dari dulu memang gitu.

Besok paginya, Ei-ei udah datang lagi ke rumah. Tapi sosok diva yg kukagumi belum menampakkan dirinya juga. Sampai aku menyaksikan sendiri dia sedang heboh bermain sendiri di rumah tetanggaku. Diva kampret. Kau sebut dirimu kucing? Huffft, kecewaa.. Semudah itu kau move on? Melupakan kenangan kita kemarin? Walau singkat, seharusnya kau memikirkan bagaimana perasaanku bukan? Dasar, semua laki-laki sama saja. Kimak kau huting playboy, mulak ma ho tu ni Debataraja 

Aku memaki diriku dalam hati: Bodohnya diriku selalu menunggumu yg tak pernah untuk bisa mencintai akuu *loh kok?  Gini deh, efek kecewa sama si Catty Perry brengsek itu. Gue bela-belain dia, sampe gue marah-marahin si Ei-ei. Padahal beginilah kulit asli si ketekperi itu. Aku jadi agak merasa berdosa sama Ei-ei. Baru kusadari, tetaplah cuma Ei-ei yg setia kepadaku.

Satu pelajaran yg kudapat, ternyata memang semua yg berkilau itu belum tentu emas. Banyak dari kita yg tertipu dari penampilan luar seseorang. Namun sebenarnya kita gak bisa langsung menilai orang lain dari luarnya atau dari kesan pertama kita berjumpa sama dia. Memang kepribadian seseorang bisa kita lihat dari bagaimana ia bersikap, bertutur kata dan bahasa tubuhnya. Tapi akan jauh lebih akurat kalau kita memilih mengenal dia lebih dekat, mencari tahu langsung. Karena memang ada beberapa orang yg sedikit rumit, dia membuat orang lain bingung dengan apa yg dilakukannya; apa yg disampaikannya, dan hanya orang-orang tertentu yg bisa melihat sisi terdalamnya. Begitu pula ada orang yang terlihat baik-baik saja; bersahabat; ramah, namun ada sisi rahasianya yg tak tertebak. Aih, udah macam mario teguh gitu awak ya.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...